Objek Desain dan Analisis Semiotika Film Dua Garis Biru - Tugas 4

Pesan Moral Film Dua Garis Biru (Semiotika Ferdinand De Saussure)

Pendahuluan

Dalam komunikasi terdapat komuniasi secara verbal dan nonverbal. Komuniasi verbal merupakan komunikasi yang dilakukan secara langsung atau bertatap muka dengan lawan bicara. Sedangkan, non verbal merupakan komunikasi bukan secara lisan melainkan menggunakan gestur tubuh atau gerakan tubuh seperti memberikan isyarat yang akan disampaikan tanpa harus menggunakan lisan atau suara seseorang sudah dapat mengerti apa yang disampaikan. Seperti, menggelengkan kepala, melambaikan tangan atau pun mengacungkan jari.

Film merupakan bentuk visual yang disampaikan kepada para penonton, film mengandung banyak arti dan pesan. Mulai dari gaya hidup, permasalahan tentang remaja maupun hal lainnya. Dari film kita bukan hanya menemukan pesan moral saja, tetapi dapat mengambil pesan-pesan tersirat dengan makna simbol. Film Dua Garis Biru berhasil memenangkan peringkat kedua film terlaris tahun 2019. Film ini sempat ditolak karena memberikan beberapa adegan yang dianggap alur ceritanya memiliki dampak buruk dan kurang mendidik. Namun film ini dapat menunjukkan kualitasnya, film ini banyak memiliki pesan di dalamnya yang bisa menjadi contoh untuk melakukan moral baik di dalam kehidupan.

Isi

Upaya film Dua Garis Biru yang diharapkan menjadi penjembatan tentang sex education, nyatanya menuai berbagai penolakan. Sebelum film dirilis, sudah ada penolakan dan aksi boikot terhadap film yang dibintangi oleh Zara JKT 48 dan Angga Yunanda ini. Dua Garis Biru dinilai menunjukkan proses pacaran sepasang remaja yang dinilai melewati batas dan disebut tidak layak dipertontonkan pada generasi muda.

Penanda, pada gambar terlihat ekspresi dara sangat bingung dan sangat gelisah.

Petanda terlihat pada gambar dara yang setelah melakukan hubungan yang tidak seharusnya dengan bima sangat menjelaskan bahwa dara sangat takut dengan hal yang sudah mereka lakukan. Terlebih lagi dara tidak mau ada siapapun yang mengetahui mengenai kejadian ini. Sangat tergambar sekali dari raut wajah dara yang sangat bingung dan harus melakukan apa.

Kesimpulan

Pada dasarnya setiap remaja harus memiliki nilai yang baik, menjauhi hal-hal yang tidak seharusnya dilakukan. Karena, masa-masa remaja adalah masa yang di pergunakan sebaik mungkin untuk menjalani pendidikan, halnya para remaja memang belum bisa memahami dampak yang setelahnya nanti akan terjadi. Nilai moral sangat penting diterapkan kepada siapapun, termasuk ke pada anak di bawah umur. Untuk selalu menjalankan hal yang sebenarnya dan hal yang positif, saat ini seks sudah menjadi hal yang sangat di khawatirkan, maka dari itu penting adanya edukasi mengenai hal tersebut dan menerapkan nilai moral. Film dua garis biru banyak memberikan gambaran pesan moral yang disampaikan dan harus diterapkan ke dalam kehidupan mengenai moral baik yang harus dijalankan dan meninggalkan hal-hal negatif. Film ini diharapkan bisa memberikan contoh, bahwa hal-hal yang terjadi pada film ini harus dijauhkan agar kelak memiliki masa depan yang jauh lebih baik.

Denar Santosa

202046570009

S4A

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Analisis Semiotika pada Film Dua Garis Biru 2019

Referensi Literatur Jurnal

Semiotika Penanda dan Petanda Ferdinand de Saussure - Perilaku yang diterima dari pengalaman